
Dinas Kebudayaan
Pemerintah Kota Sawahlunto
Detail Bangunan Cagar Budaya Kantor Administrasi Tambang Ombilin Pertama /Woning 59.
: Bangunan Cagar Budaya Kantor Administrasi Tambang Ombilin Pertama /Woning 59.
: Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 345/M/2014 Tentang Penetapan Satuan Ruang Geografis Kota Lama Tambang Batubara Sawahlunto sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional, SK WAKO NO 189.45/327/WAKO-SWL/2017 (Bangunan Cagar Budaya Kantor Administrasi Tambang Ombilin Pertama /Woning 59)
: Bangunan
: Woning 59.
: Kolonial Belanda
: Kebun Jati
: Saringan
: Barangin
: Sawahlunto
: Sumatera Barat
: 2 Km
: 100 km dari padang
: Lereng Perbukitan
: Baik (kendaraan roda 4, roda 2)
: 00? 40.655' LS , 100? 46.512' BT
: -
: -
: -
: 14,7 m x 16,7 m (245, 49 m²)
: 23,5 m x 28,5 m (669,75 m²)
: -
: Putih
: Bata, Beton , Kayu
: Mushalla
: Rumah Warga
: Lereng
: Jalan
: PT.BA-UPO
: PT.BA-UPO
: Jalan Diponegoro, Kelurahan Saringan Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto
: -
: Tidak ada
: Bangunan Kurang terawat
:Kantor Ombilin I
: Hunian
: Bangunan ini dahulunya digunakan sebagai kantor ombilin dan tempat mengambil gaji karyawan Tambang Batubara Ombilin, namun pada tahun 1916 setelah kantor ombilin yang berada di daerah lapangan segitiga selesai dibangun, bangunan ini digunakan sebagai Sekolah Teknik Tambang Menengah (STTM) Ombilin dengan memakai guru-guru pribumi yang dididik oleh orang belanda. Pada tahun 1960-an sekolah ini dipindahkan ke gudang ransum dan akhirnya bangunan ini digunakan sebagai perumahan karyawan tambang batubara ombilin.
: Milik PT.BA-UPO. merupakan gedung pertama Kantor Adminitrasi Tambang Ombilin. Sekarang di huni oleh Arifin BM, pensiunan PT.BA-UPO.
:
: Bangunan W-59 ini merupakan salah satu bangunan Belanda yang kondisinya sangat memprihatinkan. Bangunan ini terlihat tidak terawat dan terkesan tidak pernah tersentuh tindakan renovasi. Ciri sebagai bangunan kolonial Belanda terlihat pada struktur atap dan terdapat dua buah dormer sebagai ventilasi udara. Atap banguan terbuat dari plat seng yang tebal. Perubahan dari lansekap bangunan karena penambahan ruangan dari papan pada bagian depan bangunan yang difungsikan sebagai warung. Bangunan ini dibagi menjadi dua bagian dan dihuni oleh dua keluarga. Dinding bangunan terbuat dari bata spesi dan plasteran. Pintu dan jendela terbuat dari kayu dan masih memperlihatkan keasliannya.
: 1. Pembersihan dari debu dan kotaran pada bangunan
2. Pembersihan dari lumut dan jamur
3. Memplester dinding bangunan yang terkelupas.
4. Mencat bangunan sesuai dengan warna dulunya.
5. Tidak memelihara binatang di sekitar bangunan.
: 1. Memperbaiki engsel pintu yang berkarat
2. Memperbaiki material kayu yang rusak dan keropos
3. Memperbaiki atap yang bocor dan rusak.
4. Membongkar bangunan tambahan yang berada pada bangunan asli.
5. Perlu penelitian lebih lanjut untuk rekonstruksi bangunan.




Video tidak ditemukan