DinasKebudayaan
  • Dashboard
Logo
Dinas Kebudayaan
Pemerintah Kota Sawahlunto
  • Beranda
  • Profil
    Selayang Pandang Struktur Organisasi
  • Warisan Budaya
    Benda Tak Benda
  • Berita
  • Pengumuman
  • Login
  1. Beranda
  2. Warisan Budaya Benda
  3. Bangunan Museum Tambang PTBA/W-51(W-46)
Detail Bangunan Museum Tambang PTBA/W-51(W-46)
: Bangunan Museum Tambang PTBA/W-51(W-46)
: Piagam UNESCO, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 345/M/2014 Tentang Penetapan Satuan Ruang Geografis Kota Lama Tambang Batubara Sawahlunto sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional, SK WAKO NO 84 Tahun 2007 (Kantor Periska)
: Bangunan
: Woning 51 (W.51)
: Kolonial Belanda
: Diponegoro
: Saringan
: Barangin
: Sawahlunto
: Sumatera Barat
: 3 km
: 100 km dari padang
: Cekungan Pegunungan
: Baik (kendaraan roda 4, roda 2), Kawasan Kota Lama
: 0°40'47.91"S, 100°46'39.57"T
: -
: -
: -
: 16,28 x 11 m (179,08 m²)
: -
: -
: Putih, Coklat
: Bata Berspesi, Beton
: Jalan
: Batang Lunto
: Batang Lunto
: Jalan
: PT.BA-UPO
: PT.BA-UPO
: Jalan Diponegoro, Kelurahan Saringan Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto
: -
: Tidak ada
: Terawat, dilestarikan (sebagai museum tambang)
:Rumah Pejabat Tambang Batubara Ombilin
: Museum Tambang Batubara
: Pada masa Pemerintahan Belanda, bangunan ini dikenal dengan nama W51(Sumber Peta Sectie Sawah-Loento Blaad 26 Laag C Tahun 1914/1915). Gedung ini pernah dipakai sebagai tempat tinggal pejabat perusahaan tambang Batu Bara Ombilin, Kantor Periska pada tahun 2005-2008, Serikat Pegawai Bukit Asam (SPBA) pada tahun 2008-2010, dan dari tahun 2010 sampai saat ini sebagai Museum Tambang Batubara.
: Museum Tambang ini merupakan bekas rumah pejabat tambang pada zaman kolonial Belanda. Sempat juga untuk kantor Persika. Sekarang jadi Museum Tambang Kota Sawahlunto.
: -
: Bangunan ini sangat kental dengan arsitektur kolonial sebagai rumah tinggal bagi pejabat Belanda yang memiliki ciri khas bangunan induk terpisah dengan bangunan pembantu. Bangunan induk terdiri dari lima ruangan dan satu beranda. Bangunan induk induk ini sudah mengalami beberapakali renavasi sehingga telah merubah bentuk fasad bangunan. Perubahan dilakukan dengan merubah pintu masuk yang pada mulanya berupa beranda dengan pagar setinggi 1 Meter dipasang pintu, jendela dari kaca dan ventilasi udara. Jendela disamping kanan pintu masuk juga dirombak menjadi pintu. Perubahan lain pada banguan induk ini berupa penambahan dua ruangan dibagian kiri dan kanan belakang bangunan. Perubahan lain pada fasad bangunan dengan membuat replika terowongan tambang dari bahan besi, kayu dan beton guna mendukung fungsi sekarang. Pada bangunan pembantu juga sudah mengalami renovasi dengan penambahan beberapa ruangan, pengantian atap, pintu dan jendela namun masih mempertahankan struktur dan dinding asli.
: 1. Pembersihan dari debu dan kotoran yang melekat di gedung. 2. Membersihkan lumut yang menempel pada bangunan. 3. Memplester bagian dinding bangunan yang terkelupas. 4. Pengecatan pada bangunan disesuaikan dengan warna cat yang dulu. 5. Memperbaiki atap yang bocor. 6. Merawat jendela, pintu dan kusen dari material kayu dengan melakukan semprot anti rayap.
: 1. Membuat dam untuk bagian belakang bangunan yang didekat Sungai agar terhindar dari longsor dan banjir. 2. Memperbaiki kaca jendela dan menyamakan bentuk jendela waktu zaman Belanda dulu. 3. Memperbaiki kerusakan dari material kayu pada pintu, jendela dan kusen. 4. Memperbaiki kerusakan dan kebocoran plafon bangunan bagian dalam dan luar bangunan 5. Mengganti kaca jendela yang pecah.
Video tidak ditemukan

Crafted with by pixelcave
Codebase 3.3 ©