: Rumah Dinas PT.BA-UPO W.305 (Rumah Tinggi)

: SK WAKO NO 84 Tahun 2007 (Rumah Tinggi)

: Bangunan

: Woning 305 (W.305)

: Kolonial Belanda

: M.Yamin

: Desa Sikalang

: Talawi

: Sawahlunto

: Sumatera Barat

: 10 Km

: 120 Km dari Padang

: 221 mdpl

: Baik (kendaraan roda 4, roda 2)

: 00? 37.818' LS , 100? 45.966' BT

: -

: -

: -

: Ls Bangunan utama : 25,5 x 10 m (255 m²), Luas bangunan samping : 14,5 x 4 (58 m²)

: -

: -

: Putih, Cream

: Bata Berspesi, Beton, Kapur, Kayu

: Jalan

: Rumah Penduduk

: Rumah Penduduk

: Rumah Penduduk

: PT.BA-UPO

: PT.BA-UPO

: Jalan Diponegoro, Kelurahan Saringan Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto

: -

: Tidak ada

: Kurang Terawat

:Rumah Hunian

: Rumah Hunian

: Rumah bertingkat permanent ini dibangun pada tahun 1926 (Sumber. Buku Bangunan/Civil Work, PTBA-UPO )dan digunakan sebagai tempat tingal pegawai pertambangan berkebangsaan Belanda yang masih bujangan. Pada saat ini ditempati oleh penduduk yang mendapat hak guna dari PTBA.

: Bangunan ini dibangun pada tahun 1926 yang merupakan milik PT.BA-UPO yang berfungsi sebagai tempat tinggal bagi pegawai pertambangan Belanda (Eropa) khusus bagi yang belum berkeluarga. Sekarang jadi hunian masyarakatatas izin PT.BA-UPO dengan hak sewa pakai.

: -

: Bangunan dua tingkat ini yang dibagi atas empat kolom ruangan. Tiap petak kolom dihuni oleh satu keluarga. Masing-masing pada bagian depan memiliki pintu dengan dua daun pintu, dua jendela, masing-masing memiliki dua daun jendela. Pada bangunan ini terdapat tiga bangunan dapur, terletak pada sisi kanan, kiri dan belakang. Bagian dalam bangunan terdapat dua ruangan, depan dan belakang. Ruangan depan sebagai ruang tamu, ruang keluarga dan ruang makan. Ruang belakang sebagai kamar tidur. Sisi kanan ruangan belakang terdapat tangga beton permanen untuk naik ke lantai dua. Sedangkan sisi kiri terdapat pintu penghubung ke ruang dapur yang. Bangunan milik PT.BA-UPO ini berfungsi sebagai rumah karyawan. Bangunan yang anggun ini disebut juga Rumah Tinggi. Arsitektur bangunan masih terjaga karena belum mengalami perubahan. Sehingga arsitektur kolonialnya dapat dilihat jelas pada bagian atap yang bertingkat, bangunan yang kuat dan kokoh, bentuk jendela yang lebar dan tinggi, serta ventilasi yang banyak.

: 1. Membersihkan bangunan dari debu dan kotoran. 2. Memplester dinding bangunan yang terkelupas. 3. Mencat kembali bangunan sesuai dengan warna cat dulu. 4. Membersihan lingkungan dari sampah dan rumput. 5. Menanam bunga/pohon yang rendah di depan bangunan.

: 1. Membongkar bangunan baru yang ada di sekitar bangunan CB. 2. Mengganti kaca jendela yang pecah dan tidak ada. 3. Perlunya penelitian ulang untuk pemugaran bangunan, seperti pintu, jendala dan atap. 4. Memagari bangunan agar terlindung dari vandalisme.

Video tidak ditemukan