
Dinas Kebudayaan
Pemerintah Kota Sawahlunto
Detail Makam Syekh Tompok
: Makam Syekh Tompok
: SK Walikota Sawahlunto Nomor 188.45/281/WAKO-SWL/2020 tentang Penetapan Status Cagar Budaya Kota Sawahlunto
: Struktur
: Makam Syekh Tompok
: Islam
:
: Lunto Timur
: Lembah Segar
: Sawahlunto
: Sumatera Barat
:
:
:
:
: 00° 42.578 S 100° 44.697 T
:
:
:
: 5.84 m x 4.9 m ( 28.616 m2)
:
:
: Putih
: Beton
: Jalan
: Lereng Bukit
: Mushalla
: Jalan
: Masyarakat
: Masyarakat
: Desa Lunto Timur
: -
: Ada
: Terawat
:Makam
: Makam
: Makam ini tedapat di perbatasan antara Nagari Kubang dan Nagari Lunto. Tidak ada seorang pun yang tahu nama asli Syekh Tompok ini, masyarakat hanya mengetahui bahwa nama kecilnya adalah Si Amuk. Syekh Tompok (Tompok artinya tempat) adalah seorang Alim Ulama pertama yang datang ke Sawahlunto. Beliau mengajar di Talawi, dan beliau juga membangun Mesjid serta mengajarkan pengajian Tarikat di Lunto (Tarekat Syattariah)
Menurut cerita masyarakat yang berkembang, Syehk Tompok merupakan Syekh dengan urutan kedua setelah Syekh Burhanuddin. Di dalam urutan kedudukannya di dalam penyebaran agama Islam aliran Tarekat Syattariyah yang pertama adalah Syekh Madina (di Arab Saudi), Kedua Syekh Abdul Rauf (di Aceh), Ketiga Syekh Burhanuddin (di Ulakan Pariaman) dan Keempat adalah Syekh Tompok.
Syekh Tompok mengajarkan Tarekat Syattariyah, yang merupakan tarekat yang diajarkan oleh aliran Ahlussunnahwal Jamaah. Tarekat Syattariyah merupakan tarekat paling awal yang masuk ke Minangkabau. Hal yang paling menonjol adalah bahwa tarekat Syattariyah di Minangkabau berkembang melalui lembaga pendidikan tradisional yang disebut surau. Hal ini merupakan sesuatu yang khas terjadi di Minangkabau, karena surau menjadi basis pengembangan tarekat, bukan hanya tarekat Syattariyah, tapi juga tarekat Naqsyabandiyah, Sammaniyyah dan Rifaiyah. Surau Tarekat Syattariyah pertama di Minangkabau adalah di Ulakan, yaitu Surau Syekh Burhanuddin. Pengaruh Ulakan bagi perkembangan Islam di Minangkabau cukup besar. Dalam sejarah para ulama tarekat Syattariyah sering dikatakan bahwa Ulakan ini adalah pusat penyebaran Islam. Silsilah atau mata rantai surau-surau di Minangkabau dimulai dari Ulakan.
Tarekat merupakan istilah yang merujuk kepada aliran-aliran dalam dunia tasawu fatausu fisme Islam. Tarekat adalah metode pemberian bimbingan spiritual kepada individu dalam mengarahkan kehidupannya menuju kedekatan diri dengan Tuhan. Tarekat sebagai persaudaraan kaumsufi yang ditandai dengan adanya lembaga formal seperti zawiyah, ribath, atau khanaqah. Bila ditinjau dari sisi lain, tarekat itu mempunyai tiga sistem, yaitu system kerahasiaan, persaudaraan, hirarki seperti khalifah tawajjuhatau khalifah suluk, syech, ataumursyid, waliatauqutub. Kedudukan guru tarekat diperkokoh dengan ajaran wasilah dan silsilah. Keyakinan berwasilah dengan guru dipererat dengan kepercayaan karamah, barakah atau syafa’ah atau limpahan pertolongan dari guru .
Mesjid/Surau pertama tempat masyarakat sholat berjamaah dahulunya adalah berada di Lokasi pemakaman Syeh Tompok saat ini. Setelah itu, masjid tersebut kemudian dipindahkan ke di Lubuak Balai, dan kemudian pindah ke Mesjid Nagari yang ada sekarang. Namun walaupun demikian sejak bulan puasa tahun 2020 sampai sekarang, sekali seminggu setiap malam minggu (Sabtu malam) diadakan wirid dan mengaji di Makam Syehk Tompo kini. Selain itu pada area makam ini juga digunakan oleh masyarakat Lunto sebagai tempat bakaru (Tolak Bala) yaitu meminta doa kepadaTuhan agar terhindar dari bala dan musibah. Acara bakauaini diadakan apabila tanaman para petani di Nagari Lunto mengalami penyakit atau tidak ada turun hujan selama berbulan-bulan sehingga mengalami kekeringan. Di acara Bakaua tersebut masyarakat Lunto menyembelih seekor sapi atau kambing atau hewan ternak lainnya. Kemudian di masak dan setelah berdoa, hasil masakan tersebut dimakan bersama-sama.
: Masyarakat Lunto Timur
:
: Situs Makam Syehk Tompok ini terletak di daerah perbukitan di Desa Lunto Timur. Makam ini sudah di pasang cungkup dari beton dan pondasi dari pasangan batu kali. Cungkup ini berbentuk persegi empat dan memiliki 4 buah tiang. Cungkup ini dipasang pagar dari kayu sebagai dinding dan memiliki satu buak pentu masuk. Didalam cungkup terdapat satu buah makam yang merupakan makam Syehk Tompok. Pada makam pertama terdapat dua nisanter buat dari batu menhir yang terletak pada bagian kaki dan kepala. Nisan pada bagian kepala berukuran lebih besar dari nisan pada bagian kaki. Dinding makam terbuat dari susunan batu kali. Pada bagian luar dinding makam dipasang dinding pagar dari bahan batas pesi dan plesteran setinggi 25 CM. Kondisi situs kurang terawatt karena cungkup makam sudah ditumbuhi tanaman liar dan jamur.
: 1. Pembersihan lingkungan sekitar makam dari rumput dan sampah.
2. Perlunya diberi arahan tentang perawatan makam kepada penjagamakam
:




Video tidak ditemukan