
Dinas Kebudayaan
Pemerintah Kota Sawahlunto
Detail Rumah Tuan Lapris
: Rumah Tuan Lapris
: SK Walikota Sawahlunto Nomor 188.45/281/WAKO-SWL/2020 tentang Penetapan Status Cagar Budaya Kota Sawahlunto
: Bangunan
: Rumah Tuan Lapris
: Kolonial
:
: Kubang Utara Sikabu
: Lembah Segar
: Sawahlunto
: Sumatera Barat
:
:
:
:
: 00° 40.468' S 100° 45.738' T
:
:
:
: 12.6 m x 8.1 m (102.06 m2)
:
:
: Coklat Kayu, Kuning
: Kayu, Beton
: Rumah Warga
: Tebing
: Jalan
: Perbukitan
: Sabrida
: Sabrida
: Sumpahan Desa Kubang Utara Sikabu Kecamatan Lembah Segar
: -
: Tidak ada
: Kurang Terawat
:Rumah Hunian
: Tidak difungsikan
: Rumah ini merupakan pribadi dari Tuan Lapris yang bekerja sebagai Opzechter yang mengelola sumber air sungai Sumpahan. Setelah Belanda kalah dalam perang kemerdekaan Indonesia, kemudian tuan lapris kembali ke Belanda dan rumah beserta lahannya dibeli oleh bapak Mangun. Kemudian pada tahun 1958 rumah dan lahan ini selanjutnya dibeli oleh Bapak Abdul Majid beserta istri Ibu Roslin. Saat ini rumah dihuni oleh anak-anak dari Bapak dan Ibu tersebut.
: SABRIDA (Rumah Pribadi), dibeli dengan seharga Rp. 26.000 pada tahun 1958.
:
: Bangunan berbentuk persegi empat dengan atap limas dari seng. Dinding kiri bangunan terdapat 2 buah jendela kayu, belakang 2 jendela kayu, sebelah kanan 1 jendela kayu dan 1 jendela kaca, pada bagian depan 1 jendela kayu dan 5 jendela kaca. Dinding bangunan terbuat dari sasak bugis dengan kolom balok kayu. Bangunan pendukung berada pada sisi kanan belang bangunan saat ini sudah tidak ada lagi yang tersisa hanya pondasi lantai dan saluran air dari pasangan batu kali dan beton. Pada sisi depan dindin bagian bawah terdapat relief dengan motif belah ketupat dengan ornament bulat pada bagian tengah. Seluruh ornament bangunan terbuat dari kayu dan sebagian besar kondisinya telah lapuk, Struktur pondasi bangunan pada bagian depan telah mengalami keretakan. Bangunan dibagi menjadi 6 ruang yang terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, ruang belakang dan 3 buah kamar. Tahun 1980 karena telah lapuk bangunan pendukung roboh.
: 1. Jika dilihat dari kondisi bangunan dari jalan aspal, bangunan ini seperti kelihatan masih kokoh. Namun setelah dilihat kondisi dari dekat, bangunan ini sangat rapuh dan tidak layak untuk di huni.
2. Dinding bangunan sudah gripis, kayu penyangga bangunan dimakan rayap, plafon bangunan dari tadir (anyaman bambu) sudah rusak.
3. Akses jalan menuju bangunan tidak ada. Bisa dibuat dari arah barat menuju jalan aspal.
4. Saat ini rumah dijadikan sarang jangkrik, sehingga wajar saja rumah menjadi lapuk karena ada rayap dan serangga lain bersarang di dalamrumah.
5. Pekarangan rumah banyak ditumbuhi pohon, salah satu yang bias membahayakan bangunan rumah adalah pohon pulai yang terdapat di belakang rumah.
6. Rumah berada di tempat ketinggian, jadi perlu diperbaiki pondasi atau dibuat dam agar tidak longsor.
7. Untuk perawatan perlu dicek kondisi rumah secara mendetail. Dan perlu revitalisasi atau restorasi bangunan sesuai dengan kondisinya dulu.
8. Menurut pemilik rumah, pohon buah sawo merupakan pohon yang tumbuh sejak zaman Belanda. Untuk itu sebaiknya tidak perlu di tebang.
:




Video tidak ditemukan