DinasKebudayaan
  • Dashboard
Logo
Dinas Kebudayaan
Pemerintah Kota Sawahlunto
  • Beranda
  • Profil
    Selayang Pandang Struktur Organisasi
  • Warisan Budaya
    Benda Tak Benda
  • Berita
  • Pengumuman
  • Login
  1. Beranda
  2. Warisan Budaya Benda
  3. Gerbong Kereta Api
Detail Gerbong Kereta Api
: Gerbong Kereta Api
: SK Walikota Sawahlunto Nomor 188.45/281/WAKO-SWL/2020 tentang Penetapan Status Cagar Budaya Kota Sawahlunto
: Bangunan
: Gerbong Kereta Api
:
:
: Pasar
: Lembah Segar
: Sawahlunto
: Sumatera Barat
:
:
:
:
: 00° 41.006' S 100° 46.630' T
: L = 2.3 m
:
: 19.2 m
: -
: -
: -
: Coklat
: Kayu, Besi
: Stasiun Kereta Api
: Komplek Rumah Warga
: Jalan
: Rumah Tahfis
: PT.KAI
: Swasta (Resto Mak Itam)
: Padang
: -
: Tidak ada
: Terawat
:Gerbong
: Restoran
: Gerbong ini merupakan gerbong yang digunakan untuk mengangkut orang/manusia. Dilihat dari tulisan yang ada pada kerangka dan roda gerbong terdapat tulisan yang berbeda antara roda yang satu dengan yang lainnya. Berikut adalah tulisan yang ada di gerbong resto tersebut: SS G 1888 MN 1926 1928 NBD PNKA A 198 1888 SSS 1939 SSS 1925 GGG 42 216 GWH 1888 PNKA 1986 Piere Denis Forest SSS 1912 SSS 1929 Beberapa tulisan yang terdapat di roda bertuliskan SS dan SSS. Yang dimaksud dengan SS adalah Staatsspoorwegen (SS)—nama lengkapnya yakni Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch–Indië (SS en T)—adalah nama sebuah perusahaan kereta api di Hindia Belanda. Perusahaan ini sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Hindia Belanda. Perusahaan ini juga merupakan salah satu perusahaan Belanda yang di bestemingkan atau diserah terimakan, yakni menjadi Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI), pendahulu PT.Kereta Api Indonesia. Dalam mengembangkan perkeretaapian di luar Pulau Jawa, Staatsspoorwegen membentuk beberapa divisi-divisi untuk wilayah Pulau Sumatra dan Pulau Sulawesi, yakni: • Wilayah Pulau Sumatra o Atjeh untuk lintas Aceh o Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust untuk lintas Sumatra Barat o Zuid-Sumatra Staatsspoorwegen untuk lintas Sumatra Selatan dan Lampung Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust (SSS) adalah salah satu divisi dari Staatsspoorwegen yang mengoperasikan kereta api di Karesidenan Pantai Barat Sumatra atau kini Sumatra Barat. Perusahaan ini mengoperasikan jalur-jalur kereta api di Sumatra Barat untuk mengangkut penumpang, hasil bumi, dan batu bara di wilayah Sumatra Barat. Tujuan didirikannya perusahaan ini adalah untuk mendukung pengoperasian tambang batu bara di Batang Ombilin, Kota Sawahlunto, yang dikenal sebagai tambang batu bara dengan kualitas terbaik yang biasa dimanfaatkan untuk bahan bakar kendaraan uap yang mulai populer pada masa itu. Pada Bulan Desember 1949, berdasarkan perjanjian damai Konfrensi Meja Bundar (KMB), dilaksanakan pengambil alihan aset-aset milik pemerintah Hindia Belanda. Pengalihan dalam bentuk penggabungan antara DKARI dan SS/VS menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) tahun 1950. Pada tanggal 25 Mei DKA berganti menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA). Pada tahun tersebut mulai diperkenalkan juga lambing Wahana Daya Pertiwi yang mencerminkan transformasi Perkereta apian Indonesia sebagai sarana transportasi andalan guna mewujudkan kesejahteraan bangsa tanah air. Selanjutnya pemerintah mengubah struktur PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) tahun 1971. Dalam rangka meningkatkan pelayanan jasa angkutan, PJKA berubah bentuk menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) tahun 1991. Perumka berubah menjadi Perseroan Terbatas, PT. Kereta Api (Persero) tahun 1998. Pada tahun 2011 nama perusahaan PT. KeretaApi (Persero) berubah menjadi PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Gerbong resto yang sekarang menjadi Resto MakItam, merupakan gerbong baru yang dibuat antara tahun 2009 - 2010. Biaya pembuatan gerbong resto ini berasal dari PT. KAI di bagian Heritage yang waktu itu dikepalai oleh Ibu Ela. Ibu ela dan stafnya di bagian Heritage, mendesain gerbong tersebut seperti bentuk gerbong, kursi dan bentuk lampunya. Pengadaan material kayu gerbong, kursi dan lampu diserahkan ke pihak ketiga yang berasal dari padang. Sedangkan rangka gerbong (sasis) didatangkan dari Balai Yasa PT.KAI Padang. Pada bagian kerangka dan rodabesi Kereta Api, terulis SS G1888. Rangka KeretaApi itu dulunya bekas rangka untuk gerbong penumpang. Karena gerbongnya tidak ada lagi maka rangka tersebut dikirim ke Sawahlunto dengan menggunakan mobil. Sedangkan gerbongnya dibuat di Sawahlunto karena adanya kehadiran Loko Uap Mak Itam tahun 2008 di Kota Sawahlunto, dan gerbong yang dibuat baru tersebut dijadikan sebagai gerbong penumpang eksekutif.
: PT. Kereta Api Indonesia
:
: Gerbong Resto ini terdiri dari 2 buah gerbong lama yang dilakukan renovasi tahun 2009. Gerbong pertama berukuran Lebar 2,35 meter dan panjang 6,64 meter namun panjang keseluruhan gerbong pertama ini termasuk cantolan untuk menyatukan dengan gerbong lainnya adalah 7,6 meter. Gerbong ini memiliki 4 buah roda penggerak dengan 7 lapis per roda. Pada tutup as roda bagian belakang terdapat tulisan timbul bertuliskan SS MN 1926 disebelah kiri dan SS MN 1928 disebelah kanan. Pada tutup as roda bagian depan terdapat tulisan timbul bertuliskan SS MN 1925 disebelah kiri dan SS MN 1928 disebelah kanan. Dinding gerbong terbuat dari kayu dan atap dari senggelombang berbentuk cembung. Gerbong memiliki 2 buah pintu, bagian bawah dari kayu dan bagian atas dari bahan kaca. Satu buah pintu di kiri depan dan satu pintu di kanan belakang. Pada pintu kanan belakang terdapat 2 buah anak tangga dari plat besi. Gerbong ini sekarang dimanfaatkan sebagai pentri atau dapur resto. Gerbong kedua berukuran Lebar 2,35 meter dan panjang 10,2 meter namun panjang keseluruhan gerbong kedua ini termasuk cantolan untuk menyatukan dengan gerbong lainnya adalah 712,3 meter. Gerbong ini memiliki 8 buah (4 pasang) roda penggerak dan pada masing-masing roda terdapat 6 lapis per roda. Pada tutup as roda pertama terdapat tulisan timbul bertuliskan PNKA 1956 disebelah kiri dan 1888 disebelah kanan. Pada tutup as roda kedua terdapat tulisan timbul bertuliskan SSS 1939 disebelah kiri dan 1888 disebelah kanan. Pada tutup as roda ketiga terdapat tulisan timbul bertuliskan 1888 disebelah kiri dan PNKA 1956 disebelah kanan. Pada tutup as roda keempat terdapat tulisan timbul bertuliskan SSS 1912 disebelah kiri dan SSS 1923 disebelah kanan. Dinding gerbong terbuat dari kayu dan atap dari seng plat. Gerbong ini memiliki 2 buah pintu, satu di depan dan satu lagi di belakang. Pintu bagian bawah dari kayu dan bagian atas dari bahan kaca. Gerbong memiliki jendela yang sangat banyak, 16 buah disebelah kiri dan 16 buah disebelah kanan. Lantai dan tangga gerbong terbuat dari plat berbahan almunium. Gerbong ini sekarang dimanfaatkan sebagai resto.
: 1. Untuk gerbong, tindakan konservasi yang dilakukan adalah dengan mencatulang gerbong. Memperbaiki dinding gerbong yang terbuat dari kayu. Bila ada yang kena rayap atau serangga maka disemprot dengan racun anti serangga. Atau diganti dengan kayu yang lebih bagus. 2. Untuk roda gerbong serta rangkaian roda lain yang terbuat dari besi harus dibersihkan secara mekanis yaitu pembersihan kering dengan menghilangkan debu dan tanah yang menempel pada besi. Kemudian di siram dengan air bersih yang mengalir. Jika ada karat maka dilakukan konservasi secara kuratif dengan menggunakan bahan dari air jeruk nipis atau citrid acid. 3. Plat besi yang sudah keropos dilapisi atau di ganti dengan plat yang baru. Setelah gerbong dan rodanya bersih, kemudian di cat. Untuk gerbong di cat dengan cat air/vernis kayu dan untuk roda dan rangkaiannya dari besi di cat dengan cat minyak. Warna di sesuaikan dengan zaman dulunya.
:
Video tidak ditemukan

Crafted with by pixelcave
Codebase 3.3 ©