
Dinas Kebudayaan
Pemerintah Kota Sawahlunto
Detail Pompa Air Rantih
: Pompa Air Rantih
: Piagam UNESCO, SK WAKO NO 189.45/327/WAKO-SWL/2017 (Situs Cagar Budaya Pompa Air Rantih)
: Situs
: Pompstation
: Kolonial Belanda
: Jamatar
: Desa Rantih
: Talawi
: Sawahlunto
: Sumatera Barat
: 4 Km
: 100 km dari padang
:
: Baik (kendaraan roda 4, roda 2)
: 00? 38.267' LS , 100? 46.265' BT
: -
: -
: -
: Rumah Pompa 550 m2 Bak Air 1 : 230 m2 Bak Air 2 : 550 m2 Gudang 100 m2 Rumah Penjaga 120 m2
: 5.700 m2
: -
: Putih, Biru
: Kapur, Bata Berspesi, Beton
: Sungai Ombilin
: Jalan Desa
: Kebun Masyarakat
: Lapangan Volly
: PT.BA-UPO
: Pemerintah Kota Sawahlunto
: Jalan Diponegoro, Kelurahan Saringan Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto
:
: Tidak ada
: Terawat karena masih difungsikan sebagai Stasiun Pompa Air
:Pompa air
: Pompa air
: Pompstation atau Stasiun Pompa berada di pinggir Sungai Ombilin di Desa Rantih. Pada area Situs Stasiun Pompa Air Rantih ini terdapat beberapa bangunan dan struktur diantaranya: Oud Pomphuis atau Rumah Pompa Lama, Niewe Pomhuis atau Rumah Pompa Baru, Water Bak atau Bak Air, Rumah Panjaga dan Gudang. Oud Pomphuis atau Rumah Pompa Lama sudah ada di peta Kaart van Soengei Doerian tahun 1902. Niewe Pomhuis atau Rumah Pompa Baru dan Water Bak atau Bak Air sudah terdapat pada Blueprint tahun 1919. Selanjutnya untuk mendukung Pompstation atau Stasiun Pompa dibangunlah Rumah Penjaga dan Gudang. Stasiun Pompa Air Rantih merupakan salah satu bangunan pada masa Kolonial Belanda dan digunakan untuk mendukung sistem penambangan “Sand Filling” atau “Sistem Pasiran”. Dari Stasiun Pompa Rantih air dipompakan ke Bak Penampungan Kayu Gadang. Air dari bak penampungan digunakan untuk mengambil material pasir di daerah Kayu Gadang menggunakan mesin semprot air bertekanan tinggi.
Dibangun pada tahun 1924. Pompa Air Rantih merupakan salah satu bangunan yang dibangun pada zaman kolonial Belanda dan digunakan untuk mendukung sistem penambangan “Sand Filling” atau “Sistem Pasiran” dengan cara mengambil material pasir dari daerah Kayu Gadang menggunakan mesin semprot air bertekanan tinggi. Fasilitas ini juga digunakan untuk transmisi air bersih dan sumber untuk air industri batubara dan rumah tangga. Stasiun pompa air ini sampai sekarang masih dipergunakan sebagai pompa air.
: Pompa Air Rantih ini awalnya merupakan milik perusahaan tambang dan berguna untuk keperluan pencucian batubara dan sirtu penutupan lubang tambang. Sekarang di kelola oleh PDAM.
: Tidak ada upaya pelestarian pada bangunan ini sejak bangunan ini tidak berfungsi. Hal itu terlihat dari dinding yang sudah mulai keropos, atap yang sudah mulai bocor serta tumbuhan liar yang tumbuh subur di sekitar bangunan.
: Pada area Situs Stasiun Pompa Air Rantih ini terdapat beberapa bangunan dan struktur diantaranya: Oud Pomphuis atau Rumah Pompa Lama, Niewe Pomhuis atau Rumah Pompa Baru, Water Bak atau Bak Air, Rumah Panjaga dan Gudang. Situs Stasiun Pompa Air Rantih terbuat dari bata berspesi 1 ½ bata dan pasangan batu sungai. Rumah Pompa Lama saat ini hanya menyisakan struktur bak yang ada di basement, sedangkan bangunan rumah Pompa Lama sudah tidak ada lagi. Atap bangunan Niewe Pomhuis atau Rumah Pompa Baru bertingkat atau khas bangunan kolonial Belanda dikenal dengan istilah dormer. Kuda-kuda atap dari balok kayu, sedangkan atap dari bahan seng plat tebal. Rumah pompa dilengkapi dengan bak berupa kolam sekaligus saluran air dari sungai Ombilin. Air yang terhimpun di bak itu kemudian disedot dengan pompa untuk disalurkan ke pipa hingga ke bak penampungan di Kayu Gadang. Tidak ada perubahan yang berarti pada bangunan pompa air ini. Perubahan lainnya berupa penambahan bangunan pos jaga rumah pompa. Sedangkan bangunan Rumah Penjaga dan Gudang saat ini telah alih fungsi sebagai rumah hunian warga. Struktur asli bangunan cukup baik namun terdapat sedikit perubahan karena penambahan sebagai rumah hunian.
Bangunan Pompa Air Rantih terletak persis dipinggir sungai Ombilin di daerah Rantih terdiri dari dua bak penampungan dan satu rumah pompa. Bangunan rumah pompa air Rantih terbuat dari bata berspesi 1 ½ bata merupakan tempat instalasi mesin-mesin pompa air dan pipa-pipa saluran air. Atap bangunan bertingkat atau khas bangunan kolonial Belanda dikenal dengan istilah dormer. Kuda-kuda atap dari balok kayu, sedangkan atap dari bahan seng plat tebal. Rumah pompa dilengkapi dengan bak berupa kolam sekaligus saluran air dari sungai Ombilin. Air yang terhimpun di bak itu kemudian disedot dengan pompa untuk disalurkan ke pipa hingga ke bak penampungan di Kayu Gadang. Tidak ada perubahan yang berarti pada bangunan pompa air ini. Perubahan hanya pada salah satu bak penampungan yang sudah tidak difungsikan lagi dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai kolam ikan. Perubahan lainnya berupa penambahan bangunan pos jaga rumah pompa.
: 1. Membersihkan bangunan dari kotoran dan debu yang melekat pada bangunan.
2. Membersihkan lumut dan jamur yang melekat di bangunan.
3. Memplester dinding bangunan yang terkelupas`
4. Mencat bangunan sesuai dengan warna dulu.
5. Membersihkan tanaman tingkat tinggi yang menempel pada bangunan.
6. Menghilangkan karat yang ada pada material besi dibangunan.
: 1. Memperbaiki resplang dan atap.
2. Perlu penelitian tentang pemugaran bangunan




Video tidak ditemukan